Pelatih Senam

Ini Pengalamanku sebenarnya,
sengaja aku samarkan namaku dan
suamiku agar dia tidak tersinggung
dan tidak tahu kalau ini yang nulis
saya, Kalau sampai tahu kan nggak
enak dong, bisa tengkar nantinya.
Kejadian ini tidak pernah kuduga
sebelumnya, Selama ini rumah
tanggaku berjalan baik dan aku tidak
pernah melakukan hubungan sex
selain dengan suamiku sendiri. Ade,
suamiku seorang kontraktor yang
cukup besar di kota Malang Jawa
Timur, hampir setiap hari waktunya
habis dikantor untuk mengurus
proyek dan proyeknya. Aku sendiri
Dini menikah dengan Ade, kakak
tingkat kuliahku di Perguaruan Tinggi
Bandung , 2 tahun diatasku.
Kehidupan sexku biasa saja, dan
cenderung membosankan padahal
kurasakan sampai sekarang gairahku
cepat sekali memuncak dan kalau
melakukan hubungan intim aku suka
sekali berlama- lama menikmati
dengan berbagai variasi, tetapi
suamiku orangnya kuno dalam
melakukan hubungan sex dengan
cara yang biasa saja, dia diatas dan
aku dibawah, kadang aku kepingin
juga cara lain seperti pada video
porno yang pernah kulihat saat
suamiku pergi, tapi tidak pernah
kesampaian, karena pernah
kuutarakan pada suamiku dia tidaka
menjawab apapun, sehingga kadang
aku merasa tidak puas. Aku sering
juga melakukan masturbasi untuk
menambah kepuasanku sambil
membayangkan wajah seseorang
dengan penis menantang. Saat ini
aku dikaruniai 2 orang anak yang
cukup manis dan ganteng. Aku
sendiri memiliki beberapa kesibukan
dirumah dengan membuat caterring
untuk beberapa perusahaan yang
ada di Malang . Jadi dari segi materi
aku bisa dikatakan sudah cukup.
Untuk mengisi waktu luang aku
sempatkan mengikuti kegiatan
kesehatan berupa senam pada
sanggar senam tertentu hal ini aku
lakukan untuk menjaga stamina dan
juga tubuhku biar tidak gembrot, dan
hasilnya lumayan saat ini tinggi
badanku 165 cm, rambutku hitam
pekat, mata coklat, pinggangku
cukup ramping pantat juga berisi dan
yang penting payudaraku tidak
kendor walaupn pernah menyusui
dan ukurannya cukup membuat
orang menelan ludah 36C. Aku
sengaja mengambil jadwal pagi
karena siang sedikit aku harus sudah
rapi berada dikantor pribadiku.
Setelah membereskan urusan rumah
aku bersiap berangkat menuju
tempat senam, denga memakai T
shirt Kuning cukup ketat dan celana
senam aku memagut diri dikaca,
Yach,… lumayan juga pikirku, dengan
tshirt tersebut payudaraku seakan
tertekan dan hendak melompat
keluar, aku sadari itu.
Peugeot 306 yang kukendarai
memasuki pelataran parkir kulihat
didalam suara cukup ramai juga
kiranya hari ini. Aku memang tidak
pernah ikut ibu-ibu yang suka
ngerumpi ditempatku senam, selesai
senam aku langsung pulang. Pagi ini
berbeda sekali tempat senam hampir
penuh, aku duduk sendiri ditepi
sambil mempersiapkan baju
senamku, aku menuju kekamar ganti
kudengarkan ada beberapa suara
ibu-ibu cekikikan sambil
menceritakan pengalamannya, Ah,…
gila pikirku, mereka suka sekali sama
laki-laki muda usia untuk permainan
sexnya.
“Iya Jeng Nik,… tadi malam itu seru
lho, aku tidak menyangka Dion
begitu perkasa, aku dibuatnya tak
berkutik dalam 4 ronde sekaligus,
padahal kelihatan dia paling pendiam
ya disini, dan permainannya,……….
Yahuuut lho, memekku sampai
seperti mati rasa,……” Cerita salah
satu ibu peserta senam.
“Ah,…. Masak sih jeng Rita,….. yach,…
sayang aku nggak dapet ya,… kalau
sama Rico gimana jeng,……… itu lho
anak SMA 3 yang kita temukan
bersama waktu nongkrong di café
Regent,….. yang itunya item dan
gede.” Timpal temannya.
” Oh,….. Kalo yang itu sih lumayan,
tapi permainannya masih hebat si
Dion, Awalnya saja aku sudah keder
dibuatnya.”.,,,,,,,
” Masa,… aku jadi pengin
mencobanya jeng,…… Lihat aja ya
nanti,… aku habisin dia dengan segala
tenagaku,…” celetuknya dengan
geregetan.
Pembicaraan terus berlangsung
secara tidak sadar aku terbawa ikut
memikirkan Dion,… Apakah Dion itu
pelatih senam yang baru 2 bulan
melatih ditempatku, kalo lihat cirinya
pendiam dan acuh sih memang dia,…
tanpa terasa tanganku telah berada
diantara dua pahaku terasa hangat
dan kuraba pelan memeku dari luar
baju sanam ah,…. Cepat-cepat
kubuang pikiran buruk itu aku tidak
ingin terjadi sesuatu. Semakin kupikir
semakin berkecamuk pikiran itu ada.
Aku ingat waktu itu
Dion memang sempat menjadi buah
bibir dikalangan ibu-ibu tempatku
senam tapi aku tidak pernah
sedikitpun ikut didalamnya. Apakah
dion itu ya yang dibicarakan ibu-ibu.
Pertama kali masuk Dion memang
sempat grogi disoraki oleh ibu-ibu
bahkan sempat membuat wajahnya
memerah ketika perkenalan ibu-ibu
menanyakan statusnya. Bahkan salah
satu ibu ada yang nyeletuk
menanyakan besar tidaknya ukuran
vital Dion, dan hanya dijawab
dengan senyum saja.
” Tok,.. Tok,… Tok,…..”
Aku terkejut mendengar pintu kamar
ganti diketok dari luar, ah kiranya
cukup lama juga aku berada dikamar
ganti , cepat cepat kekemasi
barangku dan keluar menuju hall
senam, disana masih banyak ibu
bergerombol menunggu waktu
senam berlangsung. Aku duduk
sendiri sambil minum the hangat,…
tiba-tiba disebelahku duduk empat
ibu-ibu yang nampaknya cukup centil
dengan usia yang bervariasi. Sambil
berbasa-basi dia memperkenalkan
diri dan,….. aku agak terkejut karena
suara dan namanya sama dengan
yang ada di kamar ganti sebelahku
tadi. Jeng Nanik dan Jeng Rita cukup
keren juga orangnya dari parfum dan
merk lain yang ada ditubuhnya
bukan orang yang tidak mampu
kiranya. Nanik kutasir berusia 37
tahun dan mengaku anaknya 3 dan
suaminya pegawai swasta dengan
jabatan cukup layak, kulitnya putih
dan mulus dengan alis tebal
dandanannya tidak semenor Rita
Tingganya sekitar 5 Cm dibawahku
dan payudaranya juga tidak sebesar
punyaku, kutaksir sekitar 34 B tapi
nampak serasi sekali dengan
penampilannya. Kalau Rita lebih tinggi
dari Nanik tapi masih dibawahku,
rambutnya dipotong pendek dan
kulitnya kuning langsat dengan jari
lentik payudaranya kutaksir
bernomor 36 B dan pantatnya lebih
besar dari Rita, dan kelihatan sekali
Rita lebih aggresif dalam
pembicaraan, sambil diselingi tawa
renyah mereka.
” Eh jeng Dini kan sudah lama ikut
disini, udah pernah nyoba-nyoba rasa
lain nggak selain rasa suami,……
Dengan cara arisan bersama,… enak
lho jeng, rugi kalo nggak
mencobanya” celetuknya berbisik
hati-hati,…… Sambil sesekali melirik
Nanik.
Merah wajahku rasanya, karena
selama ini tidak pernak aku temukan
orang yang bicara terbuka seperti itu,
… “E,…. E,….. ti,… ti,… dak kog,.. ini apa
ya,…. Aku gelagapan.
Dan serempak dua ibu tadi tertawa
berbahak-bahak,…… Ah,… masa jeng
Dini, lha wong sekarang fasilitas
sudah banyak kog tidak
dipergunakan, yach,… JUST FOR FUN
saja kog, kalo habis yang dibuang to
jangan dibawa pulang bingkusnya
bisa bahaya ya jeng Nanik,…. Iya lho
Jeng Dini kita ini kan punya
kelompok disini yang kadang bikin
acara enjoy bersama dan tertutup
sekali lho, tidak semua ibu boleh
ikutan disini, Tak lihat jeng Dini mulai
pertama ikut senam tidak pernah ada
teman dan menyendiri, apa salahnya
kalo bergabung dan menikmati menu
baru kami.
Gila orang-orang ini Jeng Nanik pintar
juga ngomong gituan, belum sempat
aku berpikir dan menjawab mereka
menyela lagi,…. “Sudah lah jeng Dini ,
…. Ikut aja rahasia pasti terjamin
kog,.. dan yang penting ada menu
baru tiap bertemu”. Sambil menarik
tanganku menuju hall senam.
Konsentrasiku bubar selama senam
aku secara tidak sengaja hanyu oleh
pikiran ibu-ibu, dan kebetulan
pelatihku hari ini Dion.
Kuperhatikan seksama Dion cukup
keren juga Tongkrongannya bodinya
bagus, otot-ototnya nampak
menyembul, dan,…. Ayooo,… hap,…
satu,… dua,… renggangkan kaki,…
perintahnya. Dia menghadap peserta
senam dan,… Alamak,… otot diantara
kedua selangkangannya tertekan
oleh baju senamnya nampak
menyembul keras dan cukup
panjang, aku jadi berpikiran yang
bukan bukan, seandainya bisa
kugenggam dan kulakukan seperti di
video porno itu enak kali ya,…….Gila,…
pikirku aku kog jadi gini.
Senam sudah usai, mobil merangkak
pelan menuju garasi, kuhempaskan
tubuhku diatas kasur, pikiranku
berkecamuk membayangkan
perkataan ibu-ibu tentang menu baru
penuh rahasia tadi, tiba-tiba pikranku
menerawang dan melintaslah
bayangan Dion dengan mesra aku
merinding, Dion seolah datang dan
memelukku, tangannya mulai
membelai punggung dan turun ke
pantat. Diremasnya pelan dan
kurasakan benda keras diantara
selangkangannya menempel ketat
dibaju senamku, aku kegelian, dan,…..
Lambat namun pasti kurasakan
tangannya mulai menyentuh dadaku
yang kenyal, kurasakan pelintirannya
membuat pentilku mulai kaku dan
keras,……..Aku mulai mengejang, tapi
tak dilepas tangannya didadaku
bahkan mulai nakal, tangan
kanannya berani menuju
selangkanganku dikuaknya kuat-kuat
celanaku sampai kudengar robekan
kain Oh,……. Jari-jemarinya membelai
lembut gumpalan daging lunak penuh
bulu dan,… Mulutnya tak tinggal diam,
Dion mulai mengeluarkan lidaknya
menjilati memekku yang mulai
basah,…. Aaaaaahhhhhhh,,,, Zzzzzzzt,
….. aku tak kuat menahan, Dion
masih terus menjilat dan menjilat
klentitku mulai kaku dan memekku
semakin basah dan,…. Kriiiinngggg,…..
Krrriiiiingggg,…. Suara telepon
berdering aku tertegun,…Gila cing aku
bisa membayangkan dengan Dion
begitu hebaaat, badanku meriang
rasanya dan satu lagi yang
kurasakan basah diselangkanganku.
Aku bangun bermalas-malasan dan
kuangkat telepon.
” Hallo,…. Jeng Dini ada”,…..
” Ya saya sendiri, siapa ini ya,…”
” Aduh,…. Masak lupa saya Rita yang
senam tadi,….. Wah sedang apa ini
kog kayaknya malas-malasan saja,
……..
Terasa sekali memang agak serak
suaraku saat ini habis
membayangkan dengan Dion kering
rasanya tenggorakkan.
“,…. Oh,…. Tidak jeng ini lho sedang
membersihkan rumah kacau balau
gini, kalau jeng Rita sedang apa ini
kog tumben telpon saya”,…
” Ah enggak lagi free aja ini ngga’
ada temen ngobrol,… Eh,.. iya gimana
tadi tawaran kelompok kami jeng,…
Mbok ikut aja lah biar sekali-sekali
punya menu sesuai selera,… ha ha
ha,….. ndak usah takut,.. enjoy aja
kog,…………….
Jeng rita menceritakan panjang lebar
club gilanya dan aku tambah
menerawang atas kegiatan dengan
pengalamannya yang menggila itu.
“,…. Jeng Rita apa suami jeng nggak
curiga,…….. belum selesai aku bicara,
Rita menimpali dengan amat berapi-
api.
” ,… ya caranya dong,… abis gituan
sama yang lain jangan mikirin dia
lagi, abis ya abis kan beres jeng jadi
nyampek rumah
pikiran fres dan
segar lho,…. Bener Jeng,… ayo deh
ikutan ,…… nanti pasti deh jeng Dini
suka. Rayunya tak henti-henti”.
Tak lama berselang telepon kuakhiri
tanpa jawaban iya atau tidak,….. aku
bingung dan berfikir keras sampai
akhirnya aku tertidur.
Sore hari setelah menerima laporan
dari tukang antar caterringku aku
membukukan hasil caterringku
selama sehari, aku membantu anak-
anakku menyelesaikan tugas
belajarnya. Kudengar bel pintu dan
suamiku pulang dengan wajah kuyu
kelelahan, kupersiapkan
perlengkapan mandinya.
Malam larut aku sangat
menginginkan hubungan intim malam
ini, kucoba dekati suamiku dia sudah
tertidur lelap tergambar kelelehan
diwajahnya, aku kasihan tapi
memekku sudah mulai basah ingin
dijenguk oleh kemaluan suamiku.
Kucoba membangunkan dia, tapi dia
menolak dan hanya kekecewaan
yang kudapat malam ini dan tanpa
tersadar aku sudah terlelap.
Suasana hingar bingar ruang senam
kembali kudengar dan kulihat
sekeliling kembali bergerombol
sekelompok ibu-ibu yang 3 hari
kemarin mengajakku ikut dalam
kelompoknya.
” Hai jeng Dini,… sini dong kenapa
sendirian saja disitu” ajak jeng Rita
sambil tersenyum. Kulangkahkan
kakikku menuju kearah mereka
kuhitung ada 7 orang denganku. Aku
berbasa basi memperkenalkan diri.
” Ibu-ibu, ini peserta baru kita yang
saya ceritakan kemarin itu lho,,….
Gimana Jeng jadi ikutan ya,… untuk
pengalaman aja kog,… ” ajaknya
merayu.
” Iya jeng ,…. (spontan ibu-ibu seperti
Koor) “Rahasia terjamin deh”,
“Mereka itu sudah terlatih kog, habis
acara ya kayak ngaak kenal lagi
sama kita deh,… dijamin”,….”dan yang
penting jeng dijamin pasti enjoy dan
kurang terus,…. Hehehe”,….
Suara mereka bersautan
mempromosikan kegiatannya selama
ini. Aku yang pusing belum
memperoleh jatah suamiku tiba-tiba
timbul pikiran burukku untuk
mencobanya.
” Tapi,… Gimana ya,….. ” tanyaku
bingung dan ragu.
” Alaaaaaahhhh nggak usah bingung
jeng nanti kita antar dan kita service
untuk anggota baru kita,… gimana
ibu-ibu kalo saat ini kita tetapkan aja
bahwa anggota baru kita yang
memperoleh jatah arisan kunci saat
ini dan langsung kita antar,…. Setuju”.
” Setuju deh biar tambah saudara,….
Nah sekarang kita senam dulu yok,
…”.ajaknya sambil memberikan kunci
padaku dan aku menerima kunci
tersebut tetapi tidak tahu untuk apa
kunci itu. Senam kali ini aku benar-
benar tidak konsentrasi dan bingung
apa yang harus aku lakukan, hampir
semua gerakanku tidak ada yang
benar.
Senam telah berakhir dan ibu-ibu
mengajak menuju tempat yang telah
disediakan, sebuah rumah yang
cukup bagus dengan halam luas
dibelakang terdapat kolam renang,
aku membuka dengan kunci yang
telah disediakan, dan kulihat ada 3
kamar yang tertutup setelah omong-
omong sejenak, beberapa ibu masuk
kamar mandi untuk membersihkan
diri tak lama kemudian mereka ada
yang minta diri untuk pulang.
” Begini jeng Dini itu kuncinya ada
lima kan ?… salah satunya kunci
diruangan yang tertutup ini nah nanti
kalo jeng Dini sudah siap buka aja
kamarnya dan,…. Lihat sendiri deh
ada apa disana dan enjoy saja rimah
ini aman kog, ini punya jeng Nanik
dan memang khusus untuk kegiatan
Arisan ini, kebutuhan makan dan
minum ada di kulkas,… dan silahkan
saja dinikmati sampai jeng Dini suka
kalo pulang ya langsung aja pulang,
kuncinya jangan dibawa lho jeng,…
liriknya menggoda”.
Aku termanggu mendengarkan
ocehan jeng Rita sementara temanya
hanya tersenyum dambil memainkan
matanya. Aku semakin bingung
bagaimana nantinya.
Tak lama kemudian mereka berdua
mohon pamit pulang terlebih dahulu
dan aku tinggal sendirian. Aku
bingung melangkah antara iya dan
tidak, aku juga teringat kisah
kayalanku dengan Dion,…… aku
tercenung.,…..ingin mencobanya,
kulangkahkan kaki dengan berdebar
Klik,.. !!!! pintu pertama kubuka tapi
kulihat sekeliling tidak ada
seorangpun, pintu kedua kubuka dan,
…. Darahku berdesir hebat kuluhat
seorang lelaki tegap dan cukup
ganteng dengan kulit bersih memakai
T shirt hitam dan celana pendek biru
tua dia tersenyum, aku membalas
kecut dan kuurungkan langkah
kakiku masuk kamar tersebut, aku
kembali duduk diruang tamu.
Kunyalakan televisi untuk menepis
kegugupanku kuganti channel per
channel tapi tak ada yang menarik
tiba-tiba,….
” Hai ,.. Aku Bandi,.. Kenapa kog tidak
ngobrol didalam saja tadi kan udah
buka pintu tak tunggu lho,…..”
pintanya sambil mengulurkan tangan
perkenalan.
” Eh,.. e….Aku Dini,,.. Eh… Ah nggak
kog Aku cuman pengin tahu aja”,
jawabku gugup dan tanganku mulai
berkeringat dingin.
Kuperhatikan wajahnya ada bulu
halus didagu masih baru dicukur dan
dadanya cukup bidang dengan tinggi
badan berkisar 175 Cm, otot-ototnya
menonjol kuat. Bandi dengan santai
duduk disebelahku sambil ikut
mengawasi televisi yang remotenya
masih ditanganku, dia tahu kalo aku
gugup diambilkannya aku minum
susu hangat dan dia menuju ke
televisi diputarnya Film laser disk.
Aku diam saja dan dia mulai
membuka pembicaraan basa-basi
untuk melemaskan suasana.
Aku kaget dua kali karena begitu aku
menoleh ke televisi, kulihat film
porno yang diputar, disana terlihat
orang kulit putih sedang asyik
menghisap kemaluan orang kulit
hitam yang tegang dan panjang, aku
risih dan malu tapi badanku mulai
hangat terutama ada rasa geli
disekitar pahaku, Bandi kelihatan
mulai lebih mendekatiku aku tak
menghiraukan mataku tetap kearah
televisi, tanpa kusadari aku mulai ikut
hanyut dan kurasakan ada benda
asing yang menempel didadaku,
kulirik ternyata tangan Bandi kutoleh
dia hanya tersenyum dan
melanjutkan kegiatnnya. Aku diam
merasakan dan dia semakin berani,
diselusuri leherku dengan bibirnya,…
turun kebahuku,… ditariknya pelan
kaosku sampai kelihatan tali Bh. ku
aku tak tahan, disofa aku direbahkan
perlahan, dia tambah semangat,
tanpa bicara dia mulai mengupas
kulitku perlahan, tak pernah
kurasakan hal ini sebelumnya, aku
seolah melayang kegelian. Bandi
membuka sendiri kaosnya dan
kulihat dada bidang itu ditumbuhi
bulu halus. Dia bekerja sendiri
ditariknya kaosku sampai beberapa
kancing terlepas dan diangkat keatas
hingga sekarang hanya tinggal Bh da
rokku saja, tanganya kurasakan
menempel lagi pada susuku
dipelintirnya ujung susuku dan
kurasakan mengeras,dia mulai
menindihku, aku terpejam kurasakan
bulu-bulu halus mulai menyentuh
dadaku,…Ditariknya lepas Bhku
sehingga susuku yang besar seolah
melompat keluar dadaku bandi
terkejut melihat besarnya susuku
dengan warna kuning langsat dengan
bulatan kecil coklat tua kemerahan
serta putting kecil menantang
mulutnyapun menuju putingku,…
kurasakan lidahnya lincah membuat
nafsuku memuncak, putingku
semakin mengeras sesekali
kurasakan gigitan kecil giginya
menggores putingku. Diatas perut
kurasakan ada benda yang
membonggol mendesak hebat.
Bibirku terasa habis dilumat bibirnya,
sampai aku tak bisa bernafas, aku
mulai berkeringat dan,….. Tangan
kanannya mulai menuju kearah
vagina, diselipkan diantara pahaku,
aku gak kuat kupeluk dia dan dia
semakin berani ditariknya rokku
sampai terlepas, ditarik perlahan
celana dalamku sambil tersenyum
dan dengan sigap direnggangkannya
kakiku sehingga dia dengan leluasa
Bandi melihat memekku yang padat
dengan bulu hitam keriting,
tangannya mengocek memekku
yang sudah basah. Dimasukkannya
jari tengah sedangkan ibu jari dan
jempolnya membuka jalan dengan
meminggirkan rambut kemaluanku.
Klentitku kaku,……… dijilat dan
disedotnya susuku sampai aku
kegelian dan,….. kini kurasakan
mulutnya sudah diatas memekku.
Aku semakin geli lidahnya menyapu
bersih ruang dalam memekku yang
basah sambil tangan kanannya ikut
membantu memainkan ,…..
” Eeeeeeeh.,,,,, Bandi,…… aduuuuuh,… ”
aku mengerang kegelian, tapi dia
tidak perduli diteruskannya
mempermainkan klentitku.
Aku sudah tak tahan, dengan
berjongkok kududkkan bandi dan
aku kaget melihat benda
menggelantung tegak menghadap
keatas (bukan tegak lurus seperti
punya suamiku kayaknya) disela
selangkangannya. Dia hanya
tersenyum memegang leher penis
dan digerak-gerakkan dengan
tangannya, kudekati dan kupegang,….
Alamak,….. tanganku tak cukup
melingkar pada penisnya dan
panjangnya 2 cm dibawah pusarnya.
Aku geli dan taku melihatnya Hitam,
… mendongak seperti pisang ambon
besarnya, Kutaksir panjangnya
sekitar 19 Cm, sedangkan yang
pernah kurasakan hanya 16 CM.
” Kenapa kog dilihatin seperti itu”,..
tanyanya
” Eh ,… aku heran kog kayak gini ya,
…cukup nggak ya ini lewat punyaku
nanti”. Jawabku sambil tetap
memegangnya.
Belum selesai aku melanjutkan
omonganku disorongkakn ujung
penisnya kemulutku, dan,… ehm,
….mulutku tak muat menampung
semua penisnya kedalam,…
kurasakan nikmat juga, selama ini
aku tak pernah seperti ini,…
Sedotanku keluar masuk penisnya
menyembul tenggelem dalam
mulutku tangannya juga tidak diam
menggapai semua bagian tubuhku
yang sensitif, aku semakin
terangsang. Tak lupa pula Bola penis
dua buah menjadi sasaran lidahku,
kurasakan ada cairan bening sedikit
cukup manis dan terus kuhisap
sampai mulutku tak mampu lagi
menahan besarneragakan posisi
sanggama bermacam-macam dengan
mani membasahi mulut wanita.,(…..
Tiba-tiba terlintas dipikiranku bahwa
Aku akan berbuat seperti yang di
Laser Disk itu ,….. ingin merasakan air
mani Bandi yang segar nanti,… akan
kuhabiskan)
” Din coba kamu ngadep belakang
dan pegangi ujung sofa itu”.
Perintahnya.
Aku tidak menolah kulakukan
perintahnya tiba-tiba kurasakan penis
bandi dipukul-pukulkan pada
pantatku aku kegelian. Diserudukkan
penisnya ke memekku dari belakang
sulit sekali,.. dia coba lagi dan gagal. ”
Aaaaaaah,… seret sekali ya kayak
perawan” omongnya,… Aku semakin
tersanjung karena anakku sudah 2
tapi memekku dibilang seret kayak
perawan. Aku berbalik ku bantu
bandi dengan mengelomohi penisnya
dengan ludahku tapi masih juga tidak
berhasil menembus memekku.
Kulihat Bandi tidak kehilangan akal
diambilnya hand bodi dan dioleskan
pada penisnya yang besar dan,…
perlahan masuk pada vaginaku yang
kecil, kurasakan agak pedih.
” Bandi,.. udah ah,… nggak bisa
masuk lho,…terlalu besar sih”,.
pintaku.
” Sebentar ,… tahan dulu ya,…ini udah
nyampai sepertiga lho”. Jawabnya
sambil didesaknya vaginaku dengan
penis dan,… sreeet,… sret,…
sreeeeetttttt. “aaaaaUUUUUU”,… aku
menjerit kurasakan penis Bandi
terasa tembus ke kerongkonganku,
digerak gerakan pantatnya aku
kegielian,… akhirnya banjir juga
vaginaku dan kurasakan kenikmatan
saat penis bandi maju mundur
diruang vaginaku.
Sesekali pantatku
ditepuknya untuk menambah
semangatku menggenjot penisnya,
susuku dibiarkan bergelantungan
berbegrak bebas sementara tangan
bandi sibuk memegang pinggulku
memaju mundurkan pantatku. Saat
penis masuk badanku terasa tertusuk
geli tak karuan. Sesekali juga Bandi
menciumi punggungku sambil
penisnya terus bergerak keluar
masuk memekku. Aku juga berusaha
dengan menggerakkan pantatku kiri
kanan dan penis Bandi seakan
terjepit diapun mengerang kuat.
Dipegangnya susuku kuat-kuat dan
ditarik masukkan penis besar
tersebut berulang sampai aku
kelelahan.
” Aaaahhhhhh,…..Dini,… aku mau
keluar nih,……”. Erangnya.
” Sebentar ya,……” Kuatrik penis Bandi
dan tak kusia-siakan, kumasukkan
lagi dalam mulutku sambil
kugerakkan maju mundur tanganku,
dan dia semakin kegelian, tak lama
kemudian,…. Sreeet,.. Sreeet,…
Sreeettt,.. kurasakan mulutku penuh
dengan tumpahan air manu bandi,
segar rasanya,… kubersihkan penis
bandi dengan mulut dan lidahku dari
air maninya,…..dipegangnya kepalaku
seakan dia tak mau aku membuang
maninya keluar. Dan,… Bandi
tergeletak kelelahan dengan keringat
yang luar biasa.
Kubersihkan diriku dan kulihat Bandi
masih istirahat dengan telanjang.
Kuciumi tubuh Bandi (kini aku tidak
malu lagi) perlahan dia tersenyum
dan kulihat penisnya mengecil lemas,
… kupegang,… remas perlahan dan
aku masih kurang nampaknya,..
mulutku dengan sigap melahap penis
bandi yang lemas itu, dalam kondisi
lemas, masuk semua bagian penis
kemulutku, terus kupermainkan
seperti dalam LD yang diputar Bandi
tadi. Tak lama kemudian mulutku
sudah tak muat menampung penis
bandi untuk kukulum,… akhirnya
kurelakan sebagian batang penis
bandi keluar dari mulutku. Bandipun
mulai bangun dan aggresif,…
diusapnya vaginaku yang sudah
kucuci dan mulai basah oleh
tangannya. Bandi berbalik menciumi
vaginaku sementara aku menciumi
penisnya yang tambah mengeras
(posis 69),… bandi tambah menggila
dimasukkan semua bagian lidahnya
ke vaginaku aku menjerit kegelian.
Bandi memindah posisi ditaruh
tubuhnya diatas karpet dan
diangkatnya tubuhku menindihnya,…
penis Bandi ditutuntun menuju lubang
kemaluanku dan,.. tanpa ampun lagi
kemaluanku diucek-ucek oleh
penisnya,….Kurasakan penis bandi
tidak masuk semuanya atau
memang vaginanku yang dangkal
aku tak tahu, yang ada dalam
benakku sekarang hanya nafsu dan
nafsu saja,…. . Kugerakkan naik turun
pantatku menduduku pahanya
sementara vaginaku sibuk melahap
penis bandi yang kekar dan angkuh
itu. Tangan bandi sesekali mengucek
susuku tak kuhiraupan karena
nikmatnya tak seberapa dibanding
dengan penisnya yang mengisi penuh
vaginaku. Kurebahkan tubuhku
karena payah sambil kulumat bibir
bandi yang terus mengerang itu,…
dan terus kugoyang pantat sesuai
irama nafsuku,… bandipun demikian.
Aku mulai merasakan vaginaku
semakin longgar karena becek basah
dan geliku memuncak,… Kugigit dada
bandi kuat-kuat untuk menahan
kepuasan dan bersamaan dengan itu
pula kudengar erangan bandi yang
menyatakan bahwa air maninya
akan tumpah,… Kupercepat
menggoyang pantat karena aku tak
mau menyia-nyiakan keadaan ini aku
ingin kepuasan maksimal,……
Dan,…….. Aaaaaaaahhhhhhhhh,……
Sreeeeet,…. Sreeetttt,… sreet,…..
Kurasakan ada aliran hangat
menyemprot vaginaku dan terasa
penuh,…. Bandi masih mengerang
hebat aku gigit dadnya sekali lagi
sambil kucakar punggungnya untuk
menahan kenikmatan yang tiada
taranya ini. Kuangkat pantatku pelan-
pelan dan masih kulihat sisa-sisa
ketegangan dipenis bandi. Kuraih
penis itu dan kubersihkan kembali
dengan mulut mungilku yang serakah
tiada habisnya melihat penis tegang
besar dan keras itu.
Bandipun tersenyum puas layaknya
aku, ciuman mesranya mendarat
dujung bibirku, dan diapun tak mau
ketinggalan mengusap vaginaku
dengan lidahnya,… akupun geli. Tak
terasa hari sudah siang.
Tak lama kemudian aku pamit dan
aku menjadi keterusan mengikuti
acara ibu-ibu itu dengan berganti-
ganti pasangan yang hebat.
Sedangkan hubunganku dengan
suami tetap tidak terganggu karena
suamiku tidak pernah minta yang
aneh-aneh,… jadi asal aku terlentang
dia masuk,… kocek – kocek sebentar
selesai. Untuk kepuasan lainnya aku
dapatkan dari yang lain.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

MONA4D

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account